Kamis, 11 November 2010

Menggugat terhadap perubahan

Membutuhkan Apa Yang Namanya “Perubahan”
Beberapa waktu terakhir ini, banyak ketimpangan yang terjadi didalam tubuh bangsa Indonesia. Muncul kompleksitas suatu permasalahan yang luar biasa dahsyatnya yang seakan-akan tidak ada ujung pangkalnya. Dari masalah penegakan hukum, perekonomian, stabilitas keamanan nasional, tantangan era globalisasi dsb. Yang mengherankan para aktor bangsa ini malah seakan-akan ingin berbicara tanpa adanya suatu kesamaan dalam arah perjuangan. Terkotak-kotaknya arah perjuangan tidak terlepas dari suatu latar belakang yang berbeda antara kaum pergerakan yang satu dengan yang lainnya. Bagi saya, tidak menjadi masalah jika para aktor perjuangan berasal dari latar belakang yang berbeda satu sama lainnya, namun dari perbedaan itu harus ada persamaan rasa dalam membawa bagaimana arah perjuangan ini akan dibawa. Kesan yang timbul malah menunjukan keinginan untuk menyelamatkan golongan kepentingannya dari arus percaturan perjuangan yang ada. Dan semua tersebut bakal kembali kembali pada kepentingan kelompoknya.
Yang membuat saya menjadi semakin miris, manakala kalangan kaum terpelajar melakukan aksi yang sangat melenceng dari apa yang seharusnya menjadi kewajibannya. Jargon yang selama ini terdengung “Mahasiswa sebagai agent of change” seakan mulai terkikis seiring dengan berubahnya pola kehidupan mahasiswa itu sediri. Suatu kondisi yang sangat parah telah terjadi didalam kehidupan kampus. Para mahasiswa banyak yang terbuai dengan keadannya sendiri, terbuai dengan kepentingan kelompoknya pula, dan cederung mencari amannya sendiri tanpa mecoba memikirkan apa yang seharusnya mereka perbuat demi bangsa dan negaranya sendiri. Patriotisme telah menjadi sampah, nasionalisme telah membusuk terkubur dalam-dalam. Jika keadaan seperti terus berlanjut, maka tidak dapat dipungkiri bangsa Indonesia lama kelamaan akan hancur oleh rong-rongan internnya sendiri. Semua itu harus segera diakhiri. Semua elemen harus segera menyamakan langkah dalam mengatasi masalah pokok yang dihadapi bangsa ini dan malah buakannya berlarut-larut terhadapa kepentingan. Mengingat bangsa Idonesia sekarang sudah tertinggal dari negara lain dalam banyak hal. Lalu apakah kita akan mengulur waktu lagi dengan percuma??

0 komentar:

Posting Komentar

 
;